Dalam sejarah perjalan dakwah Nabi Muhammad, kota ini memiliki arti
yang teramat penting. Penduduk kota yang biasa disebut Kaum Anshar
(penolong) dengan tangan terbuka menerima kahadiran Nabi dan para
sahabat Muhajirin yang hijrah dari kota Mekkah yang ketika itu masih
dikuasai kaum Quraisy.
Setelah tiba di Madina, bangunan pertama yang didirikan Nabi dengan
bantuan para sahabat adalah masjid. Masjid ini memiliki peran yang
sangat strategis karena menjadi sentral kegiatan Nabi. Dari sinilah
rasulullah mengajarkan ajaran Islam, menyiarkan Alquran dan Al Hadits.
Beribadah di Masjid Nabawi memiliki keutamaan dibandingkan dengan
masjid-masjid yang lian. Sebagaimana keutamaan serupa pada masjid Haram
di Mekkah. Menurut hadits Nabi, salat di Masjid Nabawi memeroleh pahala
1.000 kali dibandingkan salat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram
dengan pahala 100.000 kali.
Jamaah yang sedang menunaikan ibadah haji umumnya melakukan program
Arba’in : salat 40 kali di Masjid Nabawi (salat 5 waktu selama 8 hari)
tanpa terputus.Masjid yang didirikan Nabi di kota Madinah kala itu memang tidak
semegah dan sebesar yang bisa disaksikan saat ini. Sekarang kondisi
masjid ini sudah sangat jauh berbeda dengan kondisi saat pertama kali
dibangun. Saat pertama dibangun, luasnya hanya sekitar 1.050 m2.
Sekarang luasnya sudah berpuluh kali lipat: 165.000 m2, dengan luas
halaman 235.000 m2. Untuk mencapai luas masjid yang sekarang, terjadi
proses pemugaran berkali-kali yang dilakukan oleh setiap penguasa islam.
Tak mengherankan kalau daya tampung masjid Nabawi saat ini bisa
mencapai satu juta jamaah. Kapasitas maksimal ini bisanya terpenuhi
ketika musim haji tiba.
Unik
Dari kejauhan Masjid Nabawi sudah bisa
ditandai. Menara yang menjulang setinggi 104 m ke angkasa, adalah ciri
khasnya. Ada sepuluh menara yang mengitari masjid. Keindahan menara
masjid Nabawi banyak menginspirasi pembuatan menara masjid di berbagai
belahan dunia.
Untuk masuk ke dalam masjid, bisa ditempuh dari berbagai penjuru.
Pintu masuk jemaah pria dibedakan dengan pintu masuk bagi jemaah wanita.
Ada beberapa pintu yang amat terkenal. Di antaranya pintu Baqi (babul
Baqi) yang berhadapan dengan Pintu Salam (Babus Salam).
Ada juga pintu
Jibril (Babul Jibril) atau disebut juga Pintu Nabi. Dinamakan Pintu Nabi
karena Nabi selalu masuk melalui pintu ini. Ada pintu Nisa (babun
Nisa). Pintu ini dibuka oleh Khalifah Umar bin Khattab tahun 12 H.
Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk
wanita.” Khalifah Umar punya juga membuka pintu di sebelah Barat. Ia
menamakan pintu Babus Salam, karena letaknya sejajar dengan tempat
penghormatan terkahir jasad Rasulullah SAW.
Masjid Nabawi
termasuk masjid yang memiliki banyak tiang atau pilar untuk menyangga
bagian atap. Seperti halnya pintu, tiang-tiang ini juga diberi nama
sesuai dengan sejarahnya. Ada tiang Duta atau Utusan, yaitu tiang di
mana Nabi SAW selalu menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan
yang datang.
Ada pula Tiang Pengawal, dinamakan demikian karena di tempat ini
berdiri para pengawal Nabi SAW. Tiang Tempat Tidur, karena di tiang
inilah Nabi tertidur selama i'tikaf, demikian kabar yang diriwayatkan
Abdullah bin Umar.
Ada sejarah unik tentang Tiang Abu Lulabbah. Disebutkan dalam tafsir
Ibnu Katsir, Nabi bermaksud untuk menghukum Bani Quraizzah (sebuah suku
Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi. Abu Lubabah RA ditunjuk
sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia ini
kepada Suku Yahudi. Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan
mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah menerima
taubatnya. Setelah tujuh hari, Nabi menerima wahyu mengenai diterimanya
taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikata tersebut. Alquran, Surat Al
Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk memberikan kepada kita sebuah
pelajaran. Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang
sangat fatal bagi para Sahabat Nabi, sehingga mereka melakukan tindakan
yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.
Tiang Aisyah juga memiliki keutamaan. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Tabrani menyebutkan Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi
SAW bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi
yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian
untuk mendapatkan kesempatan agar bisa salat di sana.” Suatu hari para
sahabat bertanya kepada Aisyah RA tentang tempat ini. Beliau menolak
untuk memberitahukan tempat tersebut. Akhirnya para Sahabat pergi,
sedangkan Aisyah RA masih bersama dengan keponakannya, Abdullah bin
Zubair RA. Belakangan para Sahabat memerhatikan bahwa Abdullah bin
Zubair RA melakukan salat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat
meyakini bahwa Aisyah RA memberitahukan tempat tersebut secara rahasia
kepada keponakannya.
Nabi pernah mengimami salat dari titik ini selama beberapa hari
setelah perubahan kiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Mekkah.
Belakangan, beliau selalu mengimami salat dari titik yang sekarang
dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.
Raudhah
Raudhahtul Jannah (taman syurga) adalah
lokasi antara kamar Nabi Muhammad SAW dengan mimbar. Lokasi ini amat
istimewa, yaitu di mana setiap doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT.
Raudhah sama seperti Multazam di Masjid Haram, Mekkah, atau Padang
Arafah ketika jemaah haji melakukan wukuf. Secara fisik terdapat
perbedaan mencolok antara Raudhah dan tempat lain di Masjid Nabawi. Area
Raudhah ditandai dengan permadani dengan warna putih dan abu-abu. Ini
sangat kontras dengan permadani umumnya di Masjid Nabawi yang berwarna
merah.
Raudhah luasnya sekitar 22 x 15 m2, bisa dibayangkan
berapa jamaah yang bisa ditampung. Sangat terbatas. Karena itu untuk
mencapai Raudhah tidak dengan muda. Semua jemaah yang datang di masjid
ini berlomba ingin salat dan berdoa di Raudhah. Karena itu, ditugaskan
asykar syariah untuk menjaga dan mengatur sirkulasi jemaah yang hendak
menuju tempat ini.
Seperti halnya Masjid Nabawi yang tidak dibuka 24 jam, Raudhah juga
demikian. Waktu jemaah pria dan wanita dibuat berbada. Karena itu,
dibutuhkan kesabaran untuk bisa salat dan berdoa di Raudhah. Bukan hal
aneh saat seorang sedang salat atau bedoa di Raudhah ada jemaah lain
yang sudah berdiri di depan.
Buat sebagian jemaah berkunjung ke Masjid Nabawi tak pernah merasa
bosan. Di sinilah bisa disaksikan jejak sejarah seorang utusan Allah,
Muhammad SAW, dalam menyiarkan ajaran Islam hingga tersebar ke segala
penjuru dunia seperti saat ini. Masjid Nabawi selain tempat untuk
beribadah, juga menjadi tempat ziarah, karena di sinilah Nabi Muhammad
dimakamkan. Di bulan Ramadan ini lonjakan jemaah yang hendak berkunjung
ke Masjid Nabawi meningkat drastis. Beberapa biro perjalanan membuat
paket khusus untuk umrah di bulan Ramadan yang di dalamnya termasuk
jadwal mengunjungi masjid peninggalan Nabi Muhammad SAW ini.
Sumber : attabayyun.com
terimakasih telah berbagi ilmu, semoga ilmu nya dapat bermanfaat bagi yang lainnya
ReplyDelete