Profil Qori Murottal : Syaikh al-Hushory




Ash-shalaatu wassalaamu alaiik...
Yaa Imaamal Mujaahidiin...
Yaa Rasuulallaah...

Rasanya tidak asing kan ?

Yapp.. itu adalah penggalan shalawat tahrim yang sering di putar di banyak masjid sebelum azan tiba.Untuk sebagian besar orang Muslim di Indonesia, suara qori yang satu ini sudah tidak asing lagi. Suara Syaikh Mahmud Khalil al-Hushory memang menggema di mana-mana. Sebagian besar masjid dan surau punya koleksi shalawat dan azan yang dilantunkannya. Tetapi banyak yang tidak tahu bahwa pelantun itu adalah Syaikh Mahmud Khalil al-Hushory.

Beda qori’ beda gaya dalam membaca qur’an. Beda gaya beda kecocokan juga dengan setiap pendengarnya. Ada pendengar yang suka bacaan yang ringan dan cepat, dan ada juga pendengar yang suka dengan gaya membaca al-Qur’an yang berat dan lambat. Nah bagi Anda yang menyukai gaya terakhir (berat dan lambat) sepertinya Anda akan cocok dengan murottal dari Syaikh Mahmud Khalil al Hushory.

Syaikh Mahmud Khalil Al Hushory adalah salah seorang ahli qira’at al-Qur’an yang memiliki gaya bacaan khas yakni suara yang lebih berat dibandingkan dengan qari’ yang lainnya, juga gaya bacaan yang lambat dan sering dipotong-potong pada setiap akhir ayat. Bagi Anda yang menjadi imam shalat mungkin kurang cocok membaca dengan lambat dan dipotong-potong mengingat banyak makmum yang memiliki keperluan berbeda sehingga bacaan sebagai imam disarankan tidak terlalu panjang. Akan tetapi bagi Anda yang sedang dalam proses belajar, gaya bacaan yang dipotong-potong insyaa Allah akan mempermudah proses belajar.

Syaikh Mahmud Khalil Al Hushory salah seorang qori al Qur’an terkemuka di penjuru dunia islam, ia mempunyai karya-karya bacaan al Qur’an dari berbagai riwayat yang telah diabadikan, lahir pada bulan Dzul Hijjah tahun 1330 H, bertepatan pada tanggal 17 september 1917 M di Subro Namlah Tanta, wilayah barat Mesir. Sebelum lahir kedua orang tuanya bermigrasi dari desa Fayyum ke desa Subro Namlah. Pada umur 4 tahun ayahnya telah memberikan pendidikan al Qur’an sehingga pada umur 8 tahun al Hushory mampu menghapalkan al Qur’an, tiap harinya al Hushory kecil selalu melakukan perjalanan dari desanya ke masjid al Ahmady Tanta untuk mendalami dan menghapal kembali al Qur’an. Namun pada umur 18 tahun ia mulai bergabung pada salah satu pendidikan keagamaan (Ma’had Ad Diny) di Tanta, kemudian mempelajari sepuluh metode membaca al Qur’an (Qiro’at Asyra) di Al Azhar.

Setelah mendapat pengakuan (Syahadah) pada ilmu qiro’at, al Hushory mulai mengajarkan ilmu-ilmu al Qur’an. Pada awalnya ia hanya membaca al Qur’an di masjid desanya tapi akhirnya mengikuti tes melantunkan ayat ayat al Qur’an pada tahun 1944, karena keistimewaan suaranya dia mendapatkan urutan pertama dari para peserta yang mengikuti tes.

Pada tanggal 16 november 1944 lantunan bacaannya dikumandangkan lewat media masa sampai sepuluh tahun lamanya, serta dipilih menjadi seorang pendidik pada salah satu pendidikan al Qur’an “Abdul al Muta’al” di Tanta. Pada tanggal 7 agustus 1948 ia ditetapkan menjadi seorang muadzin di masjid sayyid Hamzah tetapi ketetapan itu ditarik ulang pada tanggal 10 oktober 1948 untuk tetap sebagai seorang qori dan pendidik al Qur’an di masjid Abdul al Muta’al Tanta, namun tidak berjalan lama karena pada tanggal 17 april 1949 ia dipindahkan lagi ke masjid sayyid Ahmad al Badawy di Tanta dan pada tahun 1955 ia terpilih menjadi seorang qori di masjid Imam Husain di Kairo.

Di Kairo, Syekh Mahmoud Khalil al-Hushory juga belajar di Universitas Al-Azhar  dan beliau menjadi ulama terkenal serta penulis banyak buku tentang berbagai aspek dari Al Qur’an. Beliau juga terlibat dalam pencetakan edisi terbaru dari teks Alquran. Dalam statusnya sebagai qari ia diberi gelar Syekh al-Maqâri (ilmuwan qari), dan pendapatnya sering diminta dan dikutip oleh media.

Sebagai salah satu dari empat qari peringkat teratas di Mesir, ia mencatat teks lengkap Al-Qur’an di kedua gaya bacaan, murattal (tartiil) dan mujawwad (tajwid) dan beliaulah orang yang pertama merekam dan menyiarkan gaya murattal.

Lain dari pada itu, ia termasuk orang pertama yang karya bacaan al Qur’annya diabadikan dengan riwayat Hafs dari ‘Ashim, Warsy dari Nafi’, dan riwayat ad Dury dari Abu Amr al Bashri. Ia juga terhitung sebagai pelopor yang mengadakan perlombaan al Qur’an, serta berinisiatif untuk pembangunan sarana-sarana penghapalan al Qur’an, karena pada usianya yang sangat dini ia menyadari pentingnya pembelajaran tajwid untuk memahami al Qur’an.

Pada tahun 1977 ia termasuk orang pertama yang melantunkan al Qur’an di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan pada tahun 1978 ia juga termasuk orang pertama yg melantunkan al Qur’an di kerajaan kekaisaran London.

Mendekati akhir hayatnya beliau memfokuskan diri pada pembangunan masjid, pendidikan keagamaan, dan wadah   penghapalan al Qur’an di tempat kelahirannya desa Syubro Namlah, serta mewasiatkan dari sepertiga hartanya diinfakkan sebagai bantuan untuk wadah pendidikan penghapalan al Qur’an dan kepentingan-kepentingan kebaikan lainnya.

Syaikh Mahmud Khalil Al Hushory wafat pada tahun 1980 Masehi namun hingga kini peninggalannya masih dipakai dan semoga menjadi amal jariah bagi beliau. Syaikh al-Hushory dikenal atas kesahihan bacaannya (tajwid). Beliau adalah salah satu reciters/Qori paling terhormat di zamannya. Sebuah serial film “Imam Al Moqr’ine”, dibintangi Hassan Youssef, didedikasikan untuk hidup dan pengabdian Syekh Mahmoud Khalil al-Hushory.

Berikut Beberapa rekaman murattal beliau :




Referensi :

- http://ibnusyahnan.blogspot.co.id/2013/09/biografi-singkat-syeikh-mahmud-kholil.html

- https://islamdownload.net/124151-murottal-mahmud-al-husary.html

- https://simomot.com/2014/06/29/siapa-syekh-mahmoud-khalil-al-husary-pelantun-adzan-dan-shalawat-tarhim-nan-merdu-itu/

No comments:

Post a Comment