Benda-benda peninggalan Rasulullah ini berada
di tangan para sahabat atau ada pula yang disimpan para keluarga Rasul
(ahlul bait). Mantel suci (holy mantle) atau burda diberikan Nabi
Muhammad kepada Ka'b ibn Zuhayr. Anaknya Ka'ab menjual mantel tersebut
kepada Muawiyah I, pendiri Dinasti Umayyah.
Setelah jatuhnya Bani Umayyah, mantel berada di Baghdad di bawah
Dinasti Abbasiyah dan dibawa ke Kairo di bawah Dinasti Mamluk. Akhirnya,
mantel berada pada Selim I dan diletakkan di Museum Topkapi, Istanbul,
Turki, pada 1595.
Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan bahwa
Nabi Muhammad menggunakan cincin perak di tangannya yang terdapat ukiran
Muhammad Rasul-Allah. Setelah Nabi wafat, cincin tersebut digunakan
oleh Abu Bakar, kemudian 'Umar, dan Utsman.
Sandal Nabi diketahui hilang di Damaskus pada 803 H. Terdapat
beberapa alasan mengapa beberapa benda peninggalan Nabi hilang. Hal ini
karena para sahabat meminta agar benda-benda peninggalan Nabi tersebut
ikut dikuburkan bersama jasad mereka ketika wafat.
Mu'awiyah bin Abi Sufyan telah menyelamatkan beberapa rambut dan
kuku Nabi. Saat menjelang kematiannya, ia meminta agar benda-benda
tersebut diletakkan di dalam makamnya.
Seiring berjalannya waktu, informasi tentang benda peninggalan Nabi
tersebar luas di kota-kota Muslim, seperti Damaskus, Yerusalem, Kairo,
Haifa, Kabul, Kashmir, Lahore, dan Karachi. Pada 1327 AH, lebih dari 40
helai rambut Nabi diklaim oleh Konstantinopel. Mereka menampilkan
peninggalan Nabi tersebut dalam beberapa perayaan.
No comments:
Post a Comment